Ke IPNU an
Latar
Belakang Berdirinya IPNU
1. Faktor Aqidah
Karena
mayoritas bangsa Indonesia
beragama Islam ala Ahlussunnah Wal jamaah.
2. Faktor pendidikan
Karena
pendidikan merupakan media yang efektif untuk melakukan pengkaderan, sehingga
kader-kader muda terdidik dan terarah untuk menciptakan kader yang
professional. Pelajar memiliki usia, pemahaman dan latar pendidikan yang
relatif sama sehingga akan mudah memberikan sebuah informasi atau pelajaran.
Tujuan lahirnya IPNU
1.
Mempersatukan antar pelajar umum dan agama
(santri).
2.
Mengumpulkan anak-anak NU.
3.
Mengembangkan pengetahuan agama dan umum.
4.
Mempersiapkan pemimpin NU dan bangsa di masa
datang.
5.
Mengembangkan syari’at Islam Ala ASWAJA.
Organisasi yang lahir sebelum
IPNU
1.
Tsamrotul Mustafidin, lahir di Surabaya 11 Oktober 1936.
2.
Persatuan Murid Nahdlotul Oelama (PAMNO) tahun 1936.
3.
Ikatan Siswa Mubalighin Nahdlotul Oelama (IKSIMINO), lahir di Semarang
1952.
4.
Persatuan Pelajar Nahdlotul Oelama (PERPENO) lahir di Kediri.
5.
Ikatan Pelajar Nahdlotul Oelama (IPINO).
6.
Ikatan Pelajar Nahdlotul Oelama (IPNO) di Surakarta.
Sejarah singkat lahirnya IPNU
Pada dasarnya Ikatan Pelajar
Nahdlatul Ulama (IPNU) didirikan sebagai organisasi kesiswaan dan kesantrian,
ia dimasukkan dalam rangka menyatukan gerakan langkah dan dinamisasi kaum
terpelajar di kalangan Nahdliyyin.
Ketika Kongres LP Ma’arif NU
di Semarang tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H atau 24 Februari 1954 M, M. Tholhah
Mansur mengusulkan dibentuknya ikatan bagi pelajar NU yang mana anggotanya
adalah putra NU dan usulan tersebut diterimaoleh forum. Detik itu pula IPNU
dilahirkan di kota Semarang.
Dalam perjalanannya, IPNU
mengalami 3 fase perubahan. Yang pertama, IPNU lahir dari basis pelajar
dan santri, kedua IPNU berbasis umum dan ketiga IPNU kembali pada
habitatnya yaitu basis pelajar dan santri. Pada saat fase kedua, IPNU mempunyai
persoalan yang cukup besar dimanaIPNU hampir kehilangan jati dirinya sebgai
kader. Hal itu terjadi akibat adanya tekanan yang dilakukan oleh rezim Orde
Baru dengan strategi penerapan UU nomor 8 tahun 1985 tentang ideologi ormas yang menjadikan
pancasila sebagai satu-satunya asas serta dipolitisasi (penghapusan) dengan
mewadahi semua OKP dalam KNPI. Selai itu dengan adanya SKB tiga menteri yang
salah satu poinnya pelarangan organisasi kesiswaan selain OSIS dan Pramuka.
Dengan demikian, IPNU berbenah
diri dan mengubah orientasi dan garis perjuangan pasca diberlakukannya UU tersebut. Hal itu
teraktualisasi dan terformulasi dalam Keputusan IPNU-IPPNU X tahun 1988 di
Jombang, dengan mengganti huruf ”P” yang semula Pelajar menjadi Putra/Putri.
Hal tersebut menjadikan segmentasi IPNU lebih luas.
Pasca Kongres tersebut,
disadari maupun tidak disadari perluasan orientasi ternyata berdampak kurang
baik terhadap kinerja dan aktifitas IPNU secara konstitusional maupun
operasional. Maka pada Kongres IPNU tahun 2000 di Makasar mengeluarkan
deklarasi Makasar lewat rekomendasi Komisi A (organisasi) yang mencetuskan
keputusan :
§ Mengembalikan IPNU pada visi
keterpelajaran sebagimana tujuan awal.
§ Menumbuhkembangkan IPNU pada
basis perjuangan yaitu di sekolah dan Ponpes.
§ Mengembalikan Corp Brigade
Pembangunan sebagai kelompok kedisiplinan, kepanduan dan kepencintaalaman di
sekolah-sekolah)
Fase ketiga merupakan
Implementasi dari isi deklarasi Makasar tahun 2000. Tepatnya pada Kongres XIV
IPNU di Sukolilo Surabaya 18-21 Juni 2003 IPNu kembali ke habitatnya.
Mengembalikan IPNU ke basis pelajar dan santri merupakan salah satu bentuk
pembenahan diri untuk menata organisasi. Oleh karena itu, dengan menggarap
kalangan pelajar diharapkan akan lebih cepat dan efektif dalam memberikan
pemahaman terhadap konsep dan ajaran NU sehingga kan melahirkan kader-kader
professional sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Tokoh pendiri IPNU
1.
Tholhah Mansyur (Mahasiswa UGM)
2.
Ismail (Mahasiswa IAIN Kalijogo)
3.
Mahbub Junaidi (Mahasiswa UI).
4.
M. Sofyan Kholil
5.
A. Ghani Farida
6.
M. Uda
7.
M. Sahal Makmun (Mahasiswa UI)
8.
Abdurrohman Wahid (Jawa Timur)
9.
Ilyas Ru’at (Jawa Barat).
Sifat IPNU
Ø Keterpelajran
Ø Kekeluargaan
Ø Kekaderan
Ø Kemasyarakatan
Ø
Keagamaan
Fungsi IPNU
1.
Wadah berhimpun untuk melanjutkan semangat dan
nilai-nilai nahdliyah.
2.
Wadah komunikasi untuk menggalang ukhuwah
islamiyah.
3.
Wadah aktualisasi dalam pelaksanaan dan
pengembangan syari’at islam.
4.
Wadah kaderisasi untuk mempersiapkan kader-kader
bangsa.
Lima pedoman yang harus diperhatikan dalam
pengembangan IPNU (Mabadi Al-Khomsah)
1.
Ash-Shidqu
Jujur/keberanian, kesungguhan dan keterbukaan.
2.
Al-Amanah
Dapat dipercaya, setia dan tepat janji.
3.
Al-Adalah
Adil.
4.
Ta’awun
Tolong menolong, setia kawan dan gotong royong.
5.
Istiqomah
Tetap, berkesinambungan dan
berkelanjutan.
Visi IPNU
Terwujudnya pelajar yang
bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul Karimah, menguasai IPTEK, memiliki
kesadaran dan tanggungjawab terhadap tatanan masyarakat yang berkeadilan dan
demokratis atas dasar ajaan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.
Misi IPNU
Pembinaan dan pemberdayaan
terhadap pelajar dan santri serta mempengaruhi pihak-pihak terkait dengan
pembinaan dan pemberdayaan para pelajar dan santri putra.
Keanggotaan
Anggota IPNU adalah para
pelajar, santri dan remaja putri yang telah berumur 13 s/d 30 tahun.
Jenjang Pengkaderan
a. Masa Kesetiaan Anggota ( MAKESTA )
b. Latihan Kader Muda ( LAKMUD )
c.
Latihan
Kader Madya ( LAKMAD )
d. Latihan Kader Utama ( LAKUT )
Jenjang Kepengurusan IPNU
1.
Tingkat
Nasional disingkat PP (Pempinan Pusat), Katua Umum Ahmad Syauqi dari
Jawa Timur.
2.
Tingkat Provinsi Jawa Tengah disingat PW (Pimpinan
Wilayah), dengan Ketua Muhaimin dari Wonosobo.
3.
Tingkat Kabupaten disingkat PC (Pimpinan Cabang)
dengan Ketua M. Adhim dari Bojong.
4.
Tingkat Kecamatan disingkat PAC (Pimpinan Anak
Cabang)
5.
Tingkat Desa disingkat PR (Pimpinan Ranting).
6.
Tingkat sekolah disingkat PK (Pimpinan Komisariat).
Lambang IPNU
a. Warna hijau
: subur, warna kuning : hikmah yang tinggi, warna putih : suci, warna kuning di
antara putih : hikmah dan cita-cita yang tinggi
b. Bentuk bulat : kontinyu, terus menerus
c.
Titik tiga di antara kata I.P.N.U : Iman , Islam,
Ihsan
d.
Enam strip mengapit huruf IPNU : rukun Iman
e.
Bintang : ketinggian cita-cita
f.
Sembilan bintang : lambang keluarga Nahdlatul
Ulama, yaitu :
1)
Lima bintang di atas yang satu besar di tengah :
Nabi Muhammad, yang empat kanan kiri : Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar, Umar,
Utsman, dan Ali
2)
Empat bintang di bawah : madzhab empat ,: Hanafi,
Maliki, Syafi’i dan Hambali
g.
Dua kitab : AL Qur’an dan Al Hadits
h.
Bulu : lambang ilmu, dua bulu angsa bersilang :
sintesa antara ilmu umum dan ilmu agama
i.
Sudut bintang lima : rukun Islam
Ke IPPNU an
LATAR BELAKANG KELAHIRAN IPPNU
Bermula dari perbincangan ringan yang dilakukan oleh
beberapa remaja putri yang sedang menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA)
Surakarta, tentang keputusan Muktamar NU ke-20 di Surakarta. Maka perlu adanya
organisasi pelajar di kalangan Nahdliyat. Dalam keputusan ini NU beserta
banomnya seperti Muslimat NU, Fatayat NU, GP. Anshor, IPNU dan banom NU lainnya
membentuk tim resolusi IPNU putri pada kongres I IPNU di Malang Jawa Timur.
Selanjutnya disepakati dalam pertemuan tersebut bahwa peserta putri yang akan
hadir di kongres Malang dinamakan IPNU putri.
Dalam suasana kongres ternyata keberadaan IPNU putri nampaknya masih diperdebatkan
secara alot. Semula direncanakan secara adminiftratif hanya menjadi departemen
didalam tubuh organisasi IPNU. Sementara hasil negosiasi dengan pengurus teras
PP IPNU telah membentuk semacam kesan eksklusivitas IPNU hanya untuk pelajar
putra. Melihat hasil tersebut maka pada hari kedua kongres, peserta putri yang
hanya diwakili lima daerah yaitu (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang, dan
Kediri) melakukuan konsultasi dengan dua jajaran di pengurus teras Badan Otonom
NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yaitu PB Ma’arif (saat itu
dipimpin Bpk. KH. Syukri Ghozali) dan ketua PP Muslimat NU (Mahmudah Mawardi).
Maka dari pembicaraan selama beberapahari tersebut telah membuat keputusan
sebagai berikut :
1.
Tanggal 28 Februari - 5 Maret 1955 terbentuknya
IPNU Putri di Malang.
2.
Pembentukan Organisasi Putri secara organisatoris
dan secara administratif terpisah dengan IPNU.
3.
Tanggal 2 Maret 1955 M / 8 Rajab 1374 H
dideklarasikan sebagai hari kelahiran
IPNU putri.
4.
Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya
pembentukan cabang selanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu UMROH MAHFUDHOH
dan sekretarisnya bernama SYAMSIYAH MUTHOLIB.
5.
PP IPNU putri berkedudukan di Surakarta Jawa
Tengah.
6.
Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi dan
pendirian IPNU putri kepada PB Ma’arif NU, kemudian PB Ma’arif NU menyetujui
dengan merubah nama IPNU putri menjadi IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul
Ulama).
PERJALANAN IPPNU DARI MASA KE MASA
Sejalan dengan adanya kongres dari beberapa zaman
(Kemerdekaan, Orla, Orba, Era reformasi) tentu mengalami berbagai peristiwa
yang sangat menonjol dalam suatu keputusan kongres, dan dalam perjalanan IPPNU
dari masa ke masa antara lain :
1.
Bulan Februari 1956 diadakan konferensi IPPNU di
Surakarta.
2.
Tanggal 1-4 Januari 1957b padaMuktamar NU di
Pekalongan IPPNU ikut serta. Acara itu diisi olahraga dan juga menghasilkan
lambang IPNU-IPPNU.
3.
Tanggal 14-17 Maret 1960 diadakan Konbes I di
Yogyakarta, membicarakan keorganisasian, kemahasiswaan, pendidikann islam serta
bahasa arab.
4.
Tahun 1964 dilaksanakan konbes III bersama IPNU di
Pekalongan, dengan menghasilkan Doktrin Pekalongan dan mengusulkan agar KH.
Hasyim Asy’ari sebagai pahlawan.
5.
Tanggal 30 Agustus 1966 dalam kongres di Surabaya
IPNU dan IPPNU memohon kepada PBNU untuk menerimanya sebagai badan otonom.
6.
Tahun 1967 pada Muktamar NU di Bandung, resmilah
IPPNU dimasukkan dalam PD/PRT NU sebagai badan otonom sampai sekarang.
7.
Pada perkembangan berikutnya nampak pemerintah juga
tidak ingin mengambil resiko membiarkan dunia akademik terkontaminasi dengan
unsur politik manapun, sehingga diberlakukan UU No. 8 tahun 1985 tentang
keormasan khusus utuk organisasi ekstra pelajar adalah OSIS, selama itu IPPNU
mengalami stagnasi pengkaderan dan PP didominasi oleh para aktivis yang usianya
sudah melebihi batas. Maka pada kongres IX IPPNU di Jombang tahun 1987, secara
singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi dan IPPNU yang
kepanjanganny IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA telah berubah menjadi IKATAN
PUTRI-PUTRI NAHDLATULM ULAMA.
8.
Bulan Oktober 1990 pada konbes IPPNU di Lampung,
menghasilkan citra diri dan memantapkan PPOA IPPNU.
9.
Pada kongres X IPPNU tahun 1991 di ponpes AL WAHDAH
Lasem Jawa Tengah, telah menguatkan indenpendensi IPPNU dan IPNU yang merupakan
organisasi terpisah.
10.
Tanggal 10-14 Juli 1996 di pesantren Al Musyaddidah
Garut Jabar mengadakan kongres XI IPPNU, yang menekankan yang menekankan usia
kepemudaan di tubuh IPNU supaya sejajar dengan organisasi pemuda yang lain.
11.
Konbes bulan September 1998 di Jakarta,
menghasilkan rekomendasi yang sangat menonjol di era reformasi yaitu bahwa
IPPNU menyambut baik pendirian PKB yang tidak menggunakan nama NU.
12.
Tanggal 22-25 Maret 2000, pelaksanaan kongresb XII
IPPNU di Makasar Ujung Panjang, telah mendeklarasikan bahwa IPPNU akan
dikembalikan ke basis kepelajaran dan wacana gender.
13.
Tanggal 18- 23 Juni 2003 kongres XIII IPPNU di
asrama haji Sukolilo Surabaya mengembalikan IPPNU kepada Ikatan Pelajar Putri
Nahdlatul Ulama.
14.
Juli 2006 kongres XIV IPPNU ponpes Darunnajah
Jakarta.
15.
Tanggal 19-23 Juni kongres XV IPPNU di ponpes Al
Hikmah Brebes Jawa Tengah mempertahankan misi kepelajaran IPPNU.
Tokoh-tokoh yang pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan
Pusat IPPNU adalah:
1.
Rekanita Umroh Mahfudhoh (Gresik Jatim. 1955-1956)
2.
Rekanita Basyiroh Soimuri (Solo Jateng. 1956-1958)
3.
Rekanita Basyiroh Soimuri (Solo Jateng. 1958-1960)
4.
Rekaniata Mahmudah Nachrowi (Malang Jatim.
1960-1963)
5.
Rekanita Farida Mawardi (Surakarta. 1963-1966)
6.
Rekanita Mahsanah Asnawi (Rembang. 1966-1970)
7.
Rekanita Ratu Ida Mawaddah (Serang Banten. 1970-1976)
8.
Rekanita Misnar Ma’ruf (Padang Sumbar. 1976-1981)
9.
Rekanita Titin Asiyah (Jakarta. 1981-1988)
10.
Rekanita Ulfah Masfufah (Jatim.
1988-1991;1991-1996)
11.
Rekanita Safira Mahrusah (Yogyakarta. 1996-2000)
12.
Ratu Diah Hatifah (Banten. 2000-2003)
13.
Siti Soraya Devi (Cirebon. 2003-2006)
14.
Wafa Patria Ummah (Jatim. 2006-2009)
15.
Margareth Aliyatul Maemunah ( Jatim, 2009-2012)
LAMBANG IPPNU
Arti lambang
b.
Warna putih : kesucian, kejernihan, serta
keberhasilan
c.
Warna kuning : hikmah yang tinggi / kejayaan
d.
Segitiga : Iman, Islam, dan Ihsan
e.
Dua buah garis mengapit warna kuning : dua kalimat
syahadat
f.
Sembilan bintang : keluarga Nahdlatul Ulama yang
diartikan :
1)
Empat bintang besar paling atas : Nabi Muhammad
SAW, empat bintang di sebelah kanan : empat sahabat Nabi ( Abu Bakar, Umar.
Usman, dan Ali )
2)
Empat bintang di sebelah kiri : empat madzhab yang
diikuti ( Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali )
g.
Dua kitab : Al Qur’an dan Al Hadits
h.
Dua bulu bersilang : aktif menuntut ilmu umum dan
agama
i.
Dua bunga melati : perempuan dengan kebersihan
pikiran dan kesucian hatinya memadukan dua unsur ilmu pengetahuan umumdan agama
j.
Lima titik di antara tulisan I.P.P.N.U : rukun
Islam
TUJUAN IPPNU
Tujuan IPPNU Adalah kesempurnaan kepribadian bagi pelajar
putri Indonesia sehingga akan terbentuk pelajar putri Indonesia yang bertakwa
kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia, berwawasan kebangsaan serta
bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat Islam menurut faham
Ahlussunah Waljama’ah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetap menjunjung
tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
AZAS
IPPNU berakidah Islam yang berhaluan Ahlussunah Wal
Jama’ah dengan mengikuti salah satu madzhab : Hanafi, Maliki, Syafi’I dan
Hambali. Adapun azaznya adalah Pancasila.
KEANGGOTAAN
Anggota IPPNU adalah para
pelajar, santri dan remaja putri yang telah berumur 12 s/d 30 tahun.
JENJANG PENGKADERAN
a. Masa Kesetiaan Anggota ( MAKESTA )
b. Latihan Kader Muda ( LAKMUD )
c.
Latihan
Kader Madya ( LAKMAD )
d. Latihan Kader Utama ( LAKUT )
STRUKTUR ORGANISASI
a. Pimpinan Pusat ( PP ), berkedudukan di Ibu Kota
Negara
b. Pimpinan Wilayah ( PW ), berkedudukan di tingkat
Propinsi
c.
Pimpinan
Cabang ( PC ), berkedudukan di tingkat Kota
/ Kabupaten
d. Pimpinan Anak Cabang ( PAC ), berkedudukan di
tingkat kecamatan
e. Pimpinan Ranting ( PR ), berkedudukan di tingkat
Kelurahan / Desa
f.
Pimpinan
Komisariat ( PK ), berkedudukan di Pondok Pesantren atau di setiap sekolah /
madrasah di Lembaga Pendidikan Ma’arif
NU dan di tingkat Perguruan Tinggi
HUBUNGAN IPNU-IPPNU DAN ORMAS LAIN
Kaitan IPNU- IPPNU dan NU, bahwa IPNU dan IPPNU
secara organisatoris merupakan badan otonom NU yang resmi tercantum pada
Anggaran Rumah Tangga NU pasal 27 poin 6 bagian f, hasil MuktamarNU Lirboyo
Jawa Timur yang mana bahwa IPNU dan IPPNU mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dengan badan otonom yang lain.
Hubungan IPNU dengan IPPNU, bahwa IPNU merupakan
mitra kerja IPPNU, sedangkan hubungan IPNU dan IPPNU dengan ormas lain, bahwa
IPNU dan IPPNU mempunyai kedudukan yang sejajar dengan ormas lain yang
tergabung dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda (KNPI).