Senin, 05 Mei 2014

Brazil Sediakan Petunjuk Piala Dunia 2014 bagi Muslim

Sao Paulo, NU Online
Muslim yang menjadi penggemar sepak Muslim akan bisa menikmati Piala Dunia 2014 di Brazil setelah diterbitkannya buku panduan yang memberi petunjuk keberadaan masjid, restoran halal dan kebutuhan umat Islam lainnya.

Buku setebal 32 halaman tersebut berjudul Salam, diterbitkan oleh Asosiasi Islam Brazil bekerjasama dengan kedutaan Oman di Amerika Selatan, seperti dilaporkan oleh kantor berita IQNA, Ahad (4/5).
 Menurut Muhammad Hussein Al-Zuqbi, kepala organisasi tersebut, buku tersebut menyediakan Muslim penggemar bola alamat Islamic centers, tempat sholat, restoran halal dan pusat hiburan yang sesuai dengan ketentuan syariah.

Buku tersebut juga menjelaskan sejarah Islam di Brazil dan pengaruh Islam terhadap kebudayaan Brazil.

Untuk menarik penggemar Muslim, buku tersebut dibagikan di penerbangan yang berasal dari negara Muslim dan Arab yang melakukan perjalanan ke Brazil.

Aljazair, Iran, dan Bosnia Herzegovina merupakan negara Muslim yang tim sepak bolanya lolos ke putaran final Piala Dunia 2014.

Beberapa tim dari sejumlah negara juga memiliki pemain bola beragama Islam seperti Perancis, Pantai Gading, dan Kamerun.

Buku panduan ini bukan hal yang pertama dilakukan oleh organisasi Islam di Brazil.

Dalam payung besar “Mengenal Islam” organisasi tersebut menyebarkan sejumlah selebaran dengan topik seputar Islam. Mereka juga mendistribusikan jutaan terjemahan Qur’an serta membuat film pendek tentang Islam dalam bahasa Portugis dan bahasa lainnya.

Menurut sensus 2001 terdapat 27,239 Muslim di Brazil. Namun demikian, Federasi Muslim Brazil memperkirakan jumlah sebenarnya mencapai 1.5 juta orang.

Pakar Islam Paulo Pinto dari Fuminense Federal University memperkirakan terdapat sekitar satu juta Muslim di Brazil.

Dengan tiadanya jumlah Muslim yang pasti, maka indikator terbaik untuk melihat pertumbuhan Islam di negeri tersebut dengan melihat pertumbuhan yang cepat jumlah masjid.

Saat ini terdapat 127 masjid, empat kali lebih banyak dibandingkan pada tahun 2000.

Putaran final Piala Dunia ini akan di mulai pada 12 Juni 2014. (onislam.net/mukafi niam)

http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,45-id,51795-lang,id-c,internasional-t,Brazil+Sediakan+Petunjuk+Piala+Dunia+2014+bagi+Muslim-.phpx 

Rabu, 30 April 2014

IPNU IPPNU



Ke IPNU an
Latar Belakang Berdirinya IPNU
1.       Faktor Aqidah
Karena mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam ala Ahlussunnah Wal jamaah.
2.       Faktor pendidikan
Karena pendidikan merupakan media yang efektif untuk melakukan pengkaderan, sehingga kader-kader muda terdidik dan terarah untuk menciptakan kader yang professional. Pelajar memiliki usia, pemahaman dan latar pendidikan yang relatif sama sehingga akan mudah memberikan sebuah informasi atau pelajaran.
Tujuan lahirnya IPNU
1.       Mempersatukan antar pelajar umum dan agama (santri).
2.       Mengumpulkan anak-anak NU.
3.       Mengembangkan pengetahuan agama dan umum.
4.       Mempersiapkan pemimpin NU dan bangsa di masa datang.
5.       Mengembangkan syari’at Islam Ala ASWAJA.
Organisasi yang lahir sebelum IPNU
1.       Tsamrotul Mustafidin, lahir di Surabaya 11 Oktober 1936.
2.       Persatuan Murid Nahdlotul Oelama (PAMNO) tahun 1936.
3.       Ikatan Siswa Mubalighin Nahdlotul Oelama (IKSIMINO), lahir di Semarang 1952.
4.       Persatuan Pelajar Nahdlotul Oelama (PERPENO) lahir di Kediri.
5.       Ikatan Pelajar Nahdlotul Oelama (IPINO).
6.       Ikatan Pelajar Nahdlotul Oelama (IPNO) di Surakarta.
Sejarah singkat lahirnya IPNU
Pada dasarnya Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) didirikan sebagai organisasi kesiswaan dan kesantrian, ia dimasukkan dalam rangka menyatukan gerakan langkah dan dinamisasi kaum terpelajar di kalangan Nahdliyyin.
Ketika Kongres LP Ma’arif NU di Semarang tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H atau 24 Februari 1954 M, M. Tholhah Mansur mengusulkan dibentuknya ikatan bagi pelajar NU yang mana anggotanya adalah putra NU dan usulan tersebut diterimaoleh forum. Detik itu pula IPNU dilahirkan di kota Semarang.
Dalam perjalanannya, IPNU mengalami 3 fase perubahan. Yang pertama, IPNU lahir dari basis pelajar dan santri, kedua IPNU berbasis umum dan ketiga IPNU kembali pada habitatnya yaitu basis pelajar dan santri. Pada saat fase kedua, IPNU mempunyai persoalan yang cukup besar dimanaIPNU hampir kehilangan jati dirinya sebgai kader. Hal itu terjadi akibat adanya tekanan yang dilakukan oleh rezim Orde Baru dengan strategi penerapan UU nomor 8 tahun 1985  tentang ideologi ormas yang menjadikan pancasila sebagai satu-satunya asas serta dipolitisasi (penghapusan) dengan mewadahi semua OKP dalam KNPI. Selai itu dengan adanya SKB tiga menteri yang salah satu poinnya pelarangan organisasi kesiswaan selain OSIS dan Pramuka.
Dengan demikian, IPNU berbenah diri dan mengubah orientasi dan garis perjuangan  pasca diberlakukannya UU tersebut. Hal itu teraktualisasi dan terformulasi dalam Keputusan IPNU-IPPNU X tahun 1988 di Jombang, dengan mengganti huruf ”P” yang semula Pelajar menjadi Putra/Putri. Hal tersebut menjadikan segmentasi IPNU lebih luas.
Pasca Kongres tersebut, disadari maupun tidak disadari perluasan orientasi ternyata berdampak kurang baik terhadap kinerja dan aktifitas IPNU secara konstitusional maupun operasional. Maka pada Kongres IPNU tahun 2000 di Makasar mengeluarkan deklarasi Makasar lewat rekomendasi Komisi A (organisasi) yang mencetuskan keputusan :
§  Mengembalikan IPNU pada visi keterpelajaran sebagimana tujuan awal.
§  Menumbuhkembangkan IPNU pada basis perjuangan yaitu di sekolah dan Ponpes.
§  Mengembalikan Corp Brigade Pembangunan sebagai kelompok kedisiplinan, kepanduan dan kepencintaalaman di sekolah-sekolah)
Fase ketiga merupakan Implementasi dari isi deklarasi Makasar tahun 2000. Tepatnya pada Kongres XIV IPNU di Sukolilo Surabaya 18-21 Juni 2003 IPNu kembali ke habitatnya. Mengembalikan IPNU ke basis pelajar dan santri merupakan salah satu bentuk pembenahan diri untuk menata organisasi. Oleh karena itu, dengan menggarap kalangan pelajar diharapkan akan lebih cepat dan efektif dalam memberikan pemahaman terhadap konsep dan ajaran NU sehingga kan melahirkan kader-kader professional sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Tokoh pendiri IPNU
1.       Tholhah Mansyur (Mahasiswa UGM)
2.       Ismail (Mahasiswa IAIN Kalijogo)
3.       Mahbub Junaidi (Mahasiswa UI).
4.       M. Sofyan Kholil
5.       A. Ghani Farida
6.       M. Uda
7.       M. Sahal Makmun (Mahasiswa UI)
8.       Abdurrohman Wahid (Jawa Timur)
9.       Ilyas Ru’at (Jawa Barat).
Sifat IPNU
Ø  Keterpelajran
Ø  Kekeluargaan
Ø  Kekaderan
Ø  Kemasyarakatan
Ø  Keagamaan
Fungsi IPNU
1.       Wadah berhimpun untuk melanjutkan semangat dan nilai-nilai nahdliyah.
2.       Wadah komunikasi untuk menggalang ukhuwah islamiyah.
3.       Wadah aktualisasi dalam pelaksanaan dan pengembangan syari’at islam.
4.       Wadah kaderisasi untuk mempersiapkan kader-kader bangsa.
Lima pedoman yang harus diperhatikan dalam pengembangan IPNU (Mabadi Al-Khomsah)
1.       Ash-Shidqu
Jujur/keberanian, kesungguhan dan keterbukaan.
2.       Al-Amanah
Dapat dipercaya, setia dan tepat janji.
3.       Al-Adalah
Adil.
4.       Ta’awun
Tolong menolong, setia kawan dan gotong royong.
5.       Istiqomah
Tetap, berkesinambungan dan berkelanjutan.
Visi IPNU
Terwujudnya pelajar yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlakul Karimah, menguasai IPTEK, memiliki kesadaran dan tanggungjawab terhadap tatanan masyarakat yang berkeadilan dan demokratis atas dasar ajaan Islam Ahlussunnah wal Jama’ah.
Misi IPNU
Pembinaan dan pemberdayaan terhadap pelajar dan santri serta mempengaruhi pihak-pihak terkait dengan pembinaan dan pemberdayaan para pelajar dan santri putra.
Keanggotaan
Anggota IPNU adalah para pelajar, santri dan remaja putri yang telah berumur 13 s/d 30 tahun.

Jenjang Pengkaderan
a.       Masa Kesetiaan Anggota ( MAKESTA )
b.       Latihan Kader Muda ( LAKMUD )
c.        Latihan Kader Madya ( LAKMAD )
d.       Latihan Kader Utama ( LAKUT )

Jenjang Kepengurusan IPNU
1.       Tingkat  Nasional disingkat PP (Pempinan Pusat), Katua Umum Ahmad Syauqi dari Jawa Timur.
2.       Tingkat Provinsi Jawa Tengah disingat PW (Pimpinan Wilayah), dengan Ketua Muhaimin dari Wonosobo.
3.       Tingkat Kabupaten disingkat PC (Pimpinan Cabang) dengan Ketua M. Adhim dari Bojong.
4.       Tingkat Kecamatan disingkat PAC (Pimpinan Anak Cabang)
5.       Tingkat Desa disingkat PR (Pimpinan Ranting).
6.       Tingkat sekolah disingkat PK (Pimpinan Komisariat).
Lambang IPNU
                                     
                                         Arti lambang
a.       Warna hijau : subur, warna kuning : hikmah yang tinggi, warna putih : suci, warna kuning di antara putih : hikmah dan cita-cita yang tinggi
b.       Bentuk bulat : kontinyu, terus menerus
c.        Titik tiga di antara kata I.P.N.U : Iman , Islam, Ihsan
d.       Enam strip mengapit huruf IPNU : rukun Iman
e.       Bintang : ketinggian cita-cita
f.         Sembilan bintang : lambang keluarga Nahdlatul Ulama, yaitu :
1)       Lima bintang di atas yang satu besar di tengah : Nabi Muhammad, yang empat kanan kiri : Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali
2)       Empat bintang di bawah : madzhab empat ,: Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali
g.       Dua kitab : AL Qur’an dan Al Hadits
h.       Bulu : lambang ilmu, dua bulu angsa bersilang : sintesa antara ilmu umum dan ilmu agama
i.         Sudut bintang lima : rukun Islam









Ke IPPNU an

LATAR BELAKANG KELAHIRAN IPPNU
Bermula dari perbincangan ringan yang dilakukan oleh beberapa remaja putri yang sedang menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar NU ke-20 di Surakarta. Maka perlu adanya organisasi pelajar di kalangan Nahdliyat. Dalam keputusan ini NU beserta banomnya seperti Muslimat NU, Fatayat NU, GP. Anshor, IPNU dan banom NU lainnya membentuk tim resolusi IPNU putri pada kongres I IPNU di Malang Jawa Timur. Selanjutnya disepakati dalam pertemuan tersebut bahwa peserta putri yang akan hadir di kongres Malang dinamakan IPNU putri.
Dalam suasana kongres ternyata keberadaan IPNU putri nampaknya masih diperdebatkan secara alot. Semula direncanakan secara adminiftratif hanya menjadi departemen didalam tubuh organisasi IPNU. Sementara hasil negosiasi dengan pengurus teras PP IPNU telah membentuk semacam kesan eksklusivitas IPNU hanya untuk pelajar putra. Melihat hasil tersebut maka pada hari kedua kongres, peserta putri yang hanya diwakili lima daerah yaitu (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang, dan Kediri) melakukuan konsultasi dengan dua jajaran di pengurus teras Badan Otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar yaitu PB Ma’arif (saat itu dipimpin Bpk. KH. Syukri Ghozali) dan ketua PP Muslimat NU (Mahmudah Mawardi). Maka dari pembicaraan selama beberapahari tersebut telah membuat keputusan sebagai berikut :
1.       Tanggal 28 Februari - 5 Maret 1955 terbentuknya IPNU Putri di Malang.
2.       Pembentukan Organisasi Putri secara organisatoris dan secara administratif terpisah dengan IPNU.
3.       Tanggal 2 Maret 1955 M / 8 Rajab 1374 H dideklarasikan sebagai  hari kelahiran IPNU putri.
4.       Untuk menjalankan roda organisasi dan upaya pembentukan cabang selanjutnya ditetapkan sebagai ketua yaitu UMROH MAHFUDHOH dan sekretarisnya bernama SYAMSIYAH MUTHOLIB.
5.       PP IPNU putri berkedudukan di Surakarta Jawa Tengah.
6.       Memberitahukan dan memohon pengesahan resolusi dan pendirian IPNU putri kepada PB Ma’arif NU, kemudian PB Ma’arif NU menyetujui dengan merubah nama IPNU putri menjadi IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama).

PERJALANAN IPPNU DARI MASA KE MASA
Sejalan dengan adanya kongres dari beberapa zaman (Kemerdekaan, Orla, Orba, Era reformasi) tentu mengalami berbagai peristiwa yang sangat menonjol dalam suatu keputusan kongres, dan dalam perjalanan IPPNU dari masa ke masa antara lain :
1.       Bulan Februari 1956 diadakan konferensi IPPNU di Surakarta.
2.       Tanggal 1-4 Januari 1957b padaMuktamar NU di Pekalongan IPPNU ikut serta. Acara itu diisi olahraga dan juga menghasilkan lambang IPNU-IPPNU.
3.       Tanggal 14-17 Maret 1960 diadakan Konbes I di Yogyakarta, membicarakan keorganisasian, kemahasiswaan, pendidikann islam serta bahasa arab.
4.       Tahun 1964 dilaksanakan konbes III bersama IPNU di Pekalongan, dengan menghasilkan Doktrin Pekalongan dan mengusulkan agar KH. Hasyim Asy’ari sebagai pahlawan.
5.       Tanggal 30 Agustus 1966 dalam kongres di Surabaya IPNU dan IPPNU memohon kepada PBNU untuk menerimanya sebagai badan otonom.
6.       Tahun 1967 pada Muktamar NU di Bandung, resmilah IPPNU dimasukkan dalam PD/PRT NU sebagai badan otonom sampai sekarang.
7.       Pada perkembangan berikutnya nampak pemerintah juga tidak ingin mengambil resiko membiarkan dunia akademik terkontaminasi dengan unsur politik manapun, sehingga diberlakukan UU No. 8 tahun 1985 tentang keormasan khusus utuk organisasi ekstra pelajar adalah OSIS, selama itu IPPNU mengalami stagnasi pengkaderan dan PP didominasi oleh para aktivis yang usianya sudah melebihi batas. Maka pada kongres IX IPPNU di Jombang tahun 1987, secara singkat telah mempersiapkan perubahan asas organisasi dan IPPNU yang kepanjanganny IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA telah berubah menjadi IKATAN PUTRI-PUTRI NAHDLATULM ULAMA.
8.       Bulan Oktober 1990 pada konbes IPPNU di Lampung, menghasilkan citra diri dan memantapkan PPOA IPPNU.
9.       Pada kongres X IPPNU tahun 1991 di ponpes AL WAHDAH Lasem Jawa Tengah, telah menguatkan indenpendensi IPPNU dan IPNU yang merupakan organisasi terpisah.
10.    Tanggal 10-14 Juli 1996 di pesantren Al Musyaddidah Garut Jabar mengadakan kongres XI IPPNU, yang menekankan yang menekankan usia kepemudaan di tubuh IPNU supaya sejajar dengan organisasi pemuda yang lain.
11.    Konbes bulan September 1998 di Jakarta, menghasilkan rekomendasi yang sangat menonjol di era reformasi yaitu bahwa IPPNU menyambut baik pendirian PKB yang tidak menggunakan nama NU.
12.    Tanggal 22-25 Maret 2000, pelaksanaan kongresb XII IPPNU di Makasar Ujung Panjang, telah mendeklarasikan bahwa IPPNU akan dikembalikan ke basis kepelajaran dan wacana gender.
13.    Tanggal 18- 23 Juni 2003 kongres XIII IPPNU di asrama haji Sukolilo Surabaya mengembalikan IPPNU kepada Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.
14.    Juli 2006 kongres XIV IPPNU ponpes Darunnajah Jakarta.
15.    Tanggal 19-23 Juni kongres XV IPPNU di ponpes Al Hikmah Brebes Jawa Tengah mempertahankan misi kepelajaran IPPNU.
Tokoh-tokoh yang pernah menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat IPPNU adalah:
1.       Rekanita Umroh Mahfudhoh (Gresik Jatim. 1955-1956)
2.       Rekanita Basyiroh Soimuri (Solo Jateng. 1956-1958)
3.       Rekanita Basyiroh Soimuri (Solo Jateng. 1958-1960)
4.       Rekaniata Mahmudah Nachrowi (Malang Jatim. 1960-1963)
5.       Rekanita Farida Mawardi (Surakarta. 1963-1966)
6.       Rekanita Mahsanah Asnawi (Rembang. 1966-1970)
7.       Rekanita Ratu Ida Mawaddah (Serang Banten. 1970-1976)
8.       Rekanita Misnar Ma’ruf (Padang Sumbar. 1976-1981)
9.       Rekanita Titin Asiyah (Jakarta. 1981-1988)
10.    Rekanita Ulfah Masfufah (Jatim. 1988-1991;1991-1996)
11.    Rekanita Safira Mahrusah (Yogyakarta. 1996-2000)
12.    Ratu Diah Hatifah (Banten. 2000-2003)
13.    Siti Soraya Devi (Cirebon. 2003-2006)
14.    Wafa Patria Ummah (Jatim. 2006-2009)
15.    Margareth Aliyatul Maemunah ( Jatim, 2009-2012)

LAMBANG IPPNU
Arti lambang

a.       Warna hijau : kebesaran, kesuburan serta dinamis
b.       Warna putih : kesucian, kejernihan, serta keberhasilan
c.        Warna kuning : hikmah yang tinggi / kejayaan
d.       Segitiga : Iman, Islam, dan Ihsan
e.       Dua buah garis mengapit warna kuning : dua kalimat syahadat
f.         Sembilan bintang : keluarga Nahdlatul Ulama yang diartikan :
1)       Empat bintang besar paling atas : Nabi Muhammad SAW, empat bintang di sebelah kanan : empat sahabat Nabi ( Abu Bakar, Umar. Usman, dan Ali )
2)       Empat bintang di sebelah kiri : empat madzhab yang diikuti ( Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali )
g.       Dua kitab : Al Qur’an dan Al Hadits
h.       Dua bulu bersilang : aktif menuntut ilmu umum dan agama
i.         Dua bunga melati : perempuan dengan kebersihan pikiran dan kesucian hatinya memadukan dua unsur ilmu pengetahuan umumdan agama
j.         Lima titik di antara tulisan I.P.P.N.U : rukun Islam

TUJUAN IPPNU
Tujuan IPPNU Adalah kesempurnaan kepribadian bagi pelajar putri Indonesia sehingga akan terbentuk pelajar putri Indonesia yang bertakwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak mulia, berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syariat Islam menurut faham Ahlussunah Waljama’ah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetap menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

AZAS
IPPNU berakidah Islam yang berhaluan Ahlussunah Wal Jama’ah dengan mengikuti salah satu madzhab : Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hambali. Adapun azaznya adalah Pancasila.
KEANGGOTAAN
Anggota IPPNU adalah para pelajar, santri dan remaja putri yang telah berumur 12 s/d 30 tahun.

JENJANG PENGKADERAN
a.       Masa Kesetiaan Anggota ( MAKESTA )
b.       Latihan Kader Muda ( LAKMUD )
c.        Latihan Kader Madya ( LAKMAD )
d.       Latihan Kader Utama ( LAKUT )

STRUKTUR ORGANISASI

a.       Pimpinan Pusat ( PP ), berkedudukan di Ibu Kota Negara
b.       Pimpinan Wilayah ( PW ), berkedudukan di tingkat Propinsi
c.        Pimpinan Cabang ( PC ), berkedudukan di tingkat Kota / Kabupaten 
d.       Pimpinan Anak Cabang ( PAC ), berkedudukan di tingkat kecamatan
e.       Pimpinan Ranting ( PR ), berkedudukan di tingkat Kelurahan / Desa
f.         Pimpinan Komisariat ( PK ), berkedudukan di Pondok Pesantren atau di setiap sekolah / madrasah di Lembaga Pendidikan Ma’arif  NU dan di tingkat Perguruan Tinggi

HUBUNGAN IPNU-IPPNU DAN ORMAS LAIN
Kaitan IPNU- IPPNU dan NU, bahwa IPNU dan IPPNU secara organisatoris merupakan badan otonom NU yang resmi tercantum pada Anggaran Rumah Tangga NU pasal 27 poin 6 bagian f, hasil MuktamarNU Lirboyo Jawa Timur yang mana bahwa IPNU dan IPPNU mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan badan otonom yang lain.
Hubungan IPNU dengan IPPNU, bahwa IPNU merupakan mitra kerja IPPNU, sedangkan hubungan IPNU dan IPPNU dengan ormas lain, bahwa IPNU dan IPPNU mempunyai kedudukan yang sejajar dengan ormas lain yang tergabung dalam satu wadah pembinaan dan pengembangan generasi muda (KNPI).